BAB 6
KEANEKARAGAMAN HAYATI
Pendahuluan
Keanekaragaman hayati yang terdapat di
suatu wilayah berbeda-beda. Keanekaragaman hayati sangat diperlukan untuk
kelestarian hidup organisme dan berlangsungnya daur materi (aliran energi).
I.
Tingkat Keanekaragaman Hayati
Keanekaragaman
hayati atau biodiversitas (biodiversity) adalah variasi organisme hidup pada
tiga tingkatan, yaitu tingkat gen, spesies, dan ekosistem. Menurut Soerjani
(1996), keanekaragaman hayati menyangkut keunikan suatu spesies dan genetic
dimana makhluk hidup tersebut berada. Disebut unik karena spesies hidup di
suatu habitat yang khusus atau makanan yang dimakannya sangat khas. Contohnya
komodo (Varanus komodoensis) hanya
ada di pulau Komodo, Rinca, Flores, Gili Motang, Gili Dasami, dan Padar, panda
(Ailuropoda melanoleuca) yang hidup
di China hanya memakan daun bambu, dan koala (Phascolarctos cinereus) yang hidup di Australia hanya memakan daun Eucalyptus (kayu putih).
A. Keanekaragaman
Gen
Keanekaragaman
gen adalah variasi atau perbedaan gen yang terjadi dalam suatu jenis atau
spesies makhluk hidup. Contohnya, buah durian (Durio zibethinus) ada
yang berkulit tebal, berkulit tipis, berdaging buah tebal, berdaging buah
tipis, berbiji besar atau berbiji kecil. Demikian pula buah pisang (Musa
paradisiaca) memiliki ukuran, bentuk, warna, tekstur, dan rasa daging buah
yang berbeda-beda. Varietas mangga (Mangifera indica), misalnya mangga
manalagi, cengkir, golek, gedong, apel kidang, dan bapang. Sementara
keanekaragaman genetik pada spesies hewan, misalnya warna rambut pada kucing (Felis silvestris catus), ada yang
berwarna hitam, putih, abu-abu, dan coklat.
Peningkatan
keanekaragaman gen dapat terjadi melalui hibridisasi (perkawinan silang) antara
organisme satu spesies yang berbeda sifat, atau melalui proses domestikasi
(budidaya hewan atau rumbuhan liar oleh manusia). Contohnya hibridisasi tanaman
anggrek untuk mendapatkan bunga anggrek dengan warna beraneka ragam,
hibridisasi sapi Fries Holland dengan sapi Bali, dan hibridisasi berbagai jenis
tanaman atau hewan tertentu dengan spesies liar untuk mendapatkan jenis yang
tahan terhadap penyakit. Keanekaragaman gen pada organisme dalam satu spesies
disebut varietas atau ras.
B. Keanekaragam
Jenis (Spesies)
Keanekaragaman
jenis (spesies) adalah perbedaan yang dapat ditemukan pada komunitas atau
kelompok spesies yang hidup disuatu tempat.
Beberapa
jenis organisme ada yang memiliki ciri-ciri fisik yang hampir sama. Misalnya
tumbuhan kelompok palem (Palmae) seperti kelapa (Cocus nucifera),
pinang (Areca catechu), aren (Arenga pinnata), dan sawit (Elaeis
gueneensis). Hewan dari kelompok Panthera, antara lain harimau (Panthera
tigris), singa (Panthera leo), macan tutul (Panthera pardus),
dan jaguar (Panthera onca).
C. Keanekaragaman
Ekosistem
Ekosistem
terbentuk karena berbagai kelompok spesies menyesuaikan diri dengan
lingkungannya, kemudian terjadi hubungan yang saling mempengaruhi antar satu
spesies dengan spesies lain, dan juga spesies dengan lingkungan abiotik tempat
hidupnya, misalnya suhu, udara, air, tanah, kelembapan, cahaya matahari, dan
mineral.
Ekosistem
bervariasi sesuai spesies pembentuknya, ekosistem alami antara lain hutan,
rawa, terumbu karang, laut dalam, padang lamun (antara terumbu karag dengan
mangrove), mangrove (hutan bakau), danau, sungai, padang pasir dan padang
rumput, ekosistem buatan misalnya agroekosistem dalam bentuk sawah, ladang dan
kebun. Agroekosistem memiliki keanekaragaman spesies lebih rendah dibandingkan
dengan ekosistem alamiah, tetapi memiliki kenekaragaman genetik lebih tinggi.
Keanekaragaman
ekosistem di suatu wilayah ditentukan oleh berbagai faktor, antara lain posisi
berdasarkan garis lintang, ketinggian tempat, iklim, cahaya, matahari, kelembapan,
suhu dan kondisi tanah. Contohnya Indonesia yang merupakan Negara kepulauan dan
terletak di garis khatulistiwa, memiliki sekitar 47 macam ekosistem di laut
maupun di darat.
II. Tipe
Ekosistem
Berdasarkan
tempatnya ekosistem dibagi menjadi dua tipe, yaitu ekosistem perairan (akuatik)
dan ekosistem darat (terestrial).
A. Ekosistem
Perairan (akuatik)
Ekosistem
perairan adalah ekosistem yang komponen abiotiknya sebagian besar terdiri atas
air. Makhluk hidup (komponen biotic) dalam ekosistem perairan dibagi menjadi
beberapa kelompok, yaitu sebagai berikut.
ü Plankton,
terdiri atas fitoplankton dan zooplankton. Organisme ini dapat bergerak dan
berpindah tempat secara pasif karena pengaruh arus air, misalnya ganggang
uniseluler dan Protozoa.
ü Nekton,
organisme yang bergerak aktif (berenang), misalnya ikan dan katak.
ü Neuston,
organisme yang mengapung di permukaan air, misalnya serangga air, teratai,
eceng gondok, dan ganggang.
ü Bentos,
organisme yang berada di dasar perairan, misalnya udang, kepiting, cacimg, dan
ganggang.
ü Perifiton,
melekat pada organisme lain, misalnya ganggang dan siput.
Ekosistem
perairan dibedakan menjadi dua macam,
1. Ekosistem
Air Tawar
Ekosistem
air tawar memiliki ciri-ciri abiotik sebagai berikut.
·
Memiliki kadar garam (salinitas) yang
rendah, bahkan lebih rendah dari cairan sel makhluk hidup.
·
Dipengaruhi oleh iklim dan cuaca.
·
Penetrasi atau masuknya cahaya matahari
kurang.
Berdasarkan
keadaan airnya, ekosistem air tawar dibedakan menjadi dua macam, yaitu ekosistem
air tawar lentik (tenang), misalnya danau dan rawa dan ekosistem air tawar
lotik (mengalir), misalnya sungai dan air terjun.
Berdasarkan
intensitas cahaya matahari yang menembus air, ekosistem air tawar dibagi
beberapa zona (daerah), yaitu sebagai berikut.
ü Zona
litoral, merupakan daerah dangkal yang dapat ditembus cahaya matahari hingga ke
dasar perairan.
ü Zona
limnetik, merupakan daerah terbuka yang jauh dari tepian sampai kedalaman yang
masih dapat ditembus cahaya matahari.
ü Zona
profundal, merupakan daerah yang dalam tidak dapat ditembus cahaya matahari. Di
daerah ini tidak ditemukan organisme fotosintetik (produsen), tetapi dihuni
oleh hewan pemangsa dan organisme pengurai.
2. Ekosistem
Air Laut
Ekosistem
air laut memiliki ciri-ciri abiotik sebagai berikut.
ü Memiliki
kadar air garam (salinitas) yang tinggi.
ü Tidak
dipengaruhi iklim dan cuaca.
ü Habitat
air laut saling berhubungan antara laut yang satu dengan laut yang lain.
ü Memiliki
variasi perbedaan suhu dibagian permukaan dengan di kedalaman laut.
ü Terdapat
arus laut yang pergerakannya dipengaruhi oleh arah angin, perbedaan densitas
(massa jenis) air, suhu, tekanan air, gaya gravitasi, dan gaya tektonik batuan
bumi.
Berdasarkan
intensitas cahaya matahari yang menembus air, ekosistem air laut dibedakan
menjadi beberapa zona (daerah), yaitu sebagai berikut.
Ø Zona
fotik, merupakan daerah yang dapat ditembus cahaya matahari, kedalaman air
kurang dari 200 meter. Organisme yang mampu berfotosintesis banyak terdapat di
zona fotik.
Ø Zona
twilight, merupakan daerah dengan kedalaman air 200 – 2000 meter. Cahaya
matahari remang-remang sehingga tidak efektif untuk fotosintesis.
Ø Zona
afotik, merupakan daerah yang tidak dapat ditembus cahaya matahari sehingga
selalu gelap. Kedalaman air lebih dari 2000 meter.
Pembagian
zona ekosistem air laut dimulai dari
pantai hingga ke tengah laut yaitu sebagai berikut.
Ø Zona
litoral (pasang surut), merupakan daerah yang terendam saat terjadi pasang dan
seperti daratan saat air laut surut. Zona ini berbatasan dengan daratan dan
banyak dihuni kelompok hewan, seperti bintang laut, bulu babi, kepiting, udang,
dan cacing laut.
Ø Zona
neritik, merupakan daerah laut dangkal, kurang dari 200 m. Zona ini dapat
ditembus cahaya matahari dan banyak dihuni ganggang laut dan ikan.
Ø Zona
batial, memiliki kedalaman air 200 m – 2000 m dan keadaannya remang-remang. Di
zona ini tidak ada produsen, melainkan dihuni oleh nekton (organisme yang aktif
berenang), misalnya ikan.
Ø Zona
abisal, merupakan daerah palung laut yang keadaannya gelap. Kedalaman air di
zona abisal lebih dari 2000 m. Zona ini dihuni oleh hewan predator, detrivitor
(pemakan sisa organisme), dan pengurai.
Berikut
ini macam-macam ekosistem air laut.
a. Ekosistem
laut dalam
Ekosistem
laut dalam terdapat di laut dalam atau palung laut yang gelap karena tidak
dapat ditembus oleh cahaya matahari. Organisme yang hidup di ekosistem ini
yaitu predator dan ikan yang pada penutup kulitnya mengandung fosfor sehingga
bercahaya di tempat gelap.
b. Ekosistem
terumbu karang
Ekosistem
terumbu karang terdapat di laut yang dangkal dengan air yang jernih. Organisme
yang hidup di ekosistem ini, antara lain hewan terumbu karang (Coelenterata),
hewan spons (Porifera), Mollusca (kerang, siput), bintang laut, ikan, dan
ganggang. Terumbu karang di Indonesia yang cukup terkenal diantaranya Taman
Nasional Bawah Laut Bunaken.
c. Ekosistem
estuari
Ekosistem
estuari terdapat di daerah percampuran air laut dengan air sungai. Salinitas
air laut di estuari lebih rendah daripada air laut, tapi lebih tinggi dari air
tawar. Di daerah esturai dapat ditemukan tipe ekosistem yang khas, yaitu padang
lamun (seagrass) dan hutan mangrove.
ü Padang
lamun, merupakan habitat pantai yang biasanya ditumbuhi seagrass. Tumbuhan ini
memiliki rizom dan serabut akar, batang, daun, bunga bahkan ada yang berbuah.
Jenis hewan di padang lamun, amtara lain duyung (Dugong dugon), bulu babi
(Tripneustes gratilla), kepiting renang (Portunus pelagicus), udang, dan penyu.
ü Ekosistem
hutan mangrove, terdapat di daerah tropis hingga subtropis. Ekosistem ini
didominasi oleh tanaman bakau (Rhizophora sp.), kayu api (Avicennia sp.), dan
bogem (Bruguiera sp.). Hewan-hewan yang hidup di ekosistem ini, antara lain
burung, buaya, ikan, biawak, kerang, siput, kepiting, dan udang.
Hutan mangrove terdapat di pesisir pulau
Sumatera, Jawa, Kalimantan, Papua, Bali, dan Sumbawa.
d. Ekosistem
pantai pasir
Ekosistem
pantai pasir terdiri atas hamparan pasir yang selalu terkena deburan ombak air laut. Vegetasi atau tumbuhan yang
dominan adalah formasi pes-caprae, dan formasi baringtonia. Hewan yang hidup
pantai pasir, misalnya kepiting dan burung. Pantai pasir antara lain terdapat
di Bali, Lombok, Papua, Bengkulu, dan Bantul.
e. Ekosistem
pantai batu
Sesuai
dengan namanya, ekosistem pantai batu memiliki banyak bongkahan batu besar dan
batu kecil. Organisme yang dominan disini, yaitu ganggang cokelat, ganggang
merah, siput, kerang, kepiting dan burung. Ekosistem ini banyak terdapat di
pantai selatan Jawa, pantai barat Sumatera, Bali, Nusa Tenggara, dan Maluku.
A. Ekosistem
Darat
Ekosistem
darat meliputi areal yang sangat luas yang disebut bioma. Terdapat tujuh macam
bioma di bumi, yaitu hutan hujan tropis, savanna, padang rumput, gurun, hutan
gugur, taiga, dan tundra.
1. Hutan
hujan tropis
Hutan
hujan tropis terdapat di wilayah khatulistiwa, misalnya di lembah sungai
Amazon, lembah sungai Kongo, Amerika Selatan, dan Asia Tenggara (Indonesia,
Thailand, Malaysia).
Hutan
hujan tropis memiliki ciri-ciri sebagai berikut.
ü Terdapat
di daerah tropis yang banyak turun hujan.
ü Vegetasinya
tumbuh sangat rapat.
ü Jenis
tumbuhan pada bioma ini bersifat heterogen
ü Hewan-hewan
yang hidup pada hutan ini antara lain monyet, macan kumbang, harimau, tapir,
gajah, ular, kelalawar, serangga, tupai, dan bermacam-macam burung.
2. Sabana
Sabana
(savanna) merupakan padang rumput yang diselingi pohon-pohon. Sabana terdapat
di daerah tropis, dengan curah hujan 90-150 cm/tahun, misalnya di Kenya
(Afrika), Australia Utara, Nusa Tenggara Barat, dan Nusa Tenggara Timur. Sabana
dibedakan menjadi dua macam, yaitu saban murni (satu jenis pohon) dan sabana
campuran (beberapa jenis pohon). Jenis tumbuhan pembentuk bioma sabana yaitu
rumput, Eucalyptus, Acacia, Coryphautan (gebang), sedangkan jenis hewannya
antara lain serangga, rayap, kuda, gajah, kijang, zebra, macan tutul, dan
singa.
3. Padang
rumput
Terdapat
cukup curah hujan, tetapi tidak cukup untuk menumbuhkan hutan.
Tumbuhan
dominannya: rumput, sedangkan pohon dan semak terdapat di sepanjang sungai di
daerah tersebut.
Hewan:
bison, gajah, jerapah, zebra, domba, biri-biri, harimau, cheetah, serigala,
kanguru, reptil, kijang, jaguar, dan ular.
4. Padang
pasir atau gurun
Terdapat
di daerah kering dengan curah hujan sedikit.
Tumbuhan
yang tumbuh: tumbuhan yang teradaptasi dengan keadaan kering, misalnya tubuhnya
ditutupi oleh kutikula yang tebal dan akar yang panjang.
Juga tumbuhan sukulen atau kaktus, yang
menyimpan banyak air pada batangnya dan daunnya menyempit menjadi duri.
Hewan
yang hidup pada bioma ini adalah unta, tikus,ular, kadal, kalajengking, dan
semut.
5. Hutan
gugur
Terdapat
di daerah yang memilki 4 musim (musim semi, panas, gugur dan dingin).
Tumbuhan
yang dominan: tumbuhan berdaun lebar, seperti pohon oak, elm, maple dan beech.
6. Taiga
Terletak
di selatan tundra, yaitu di antara daerah beriklim sedang dengan kutub.
Disebut
pula bioma dengan hutan berawa atau hutan boreal.
Tumbuhan
dominannya: konifer atau tumbuhan berdaun jarum (pinus). Hewan yang hidup di
sini adalah ajax, beruang hitam, dan serigala
7. Tundra
ü Terdapat
di daerah kutub.
ü Tumbuhan
dominannya : lumut
kerak (Lichenes), lumut
Sphagnum, rumput dan
tumbuhan pendek lainnya yang
biasanya hanya berumur 4 bulan.
ü Hewan
: rusa, serigala dan
beruang kutub.
D. Keanekaragaman Hayati Indonesia
A. Keanekaragaman
Flora, Fauna, dan Mikroorganisme di Indonesia
Tidak ada komentar:
Posting Komentar